Darah yang mengalir dalam tubuh kita memiliki jenis tersendiri, berdasarkan ada atau tidaknya zat tertentu (antigen) yang ditemukan di dalam sel darah merah dan plasma darah yang membuat tubuh mengenali darah. Jika ada golongan darah yang berbeda di dalam tubuh Anda, sistem imun tubuh Anda akan mengenalinya sebagai “orang asing” dan akan menyerangnya, biasanya ini merupakan reaksi dari transfusi darah.
Tiga macam penggolongan darah
Ada tiga sistem penggolongan darah berdasarkan pemaparan yang dijelaskan dalam WebMD, yaitu:
1. Sistem golongan darah ABO
Ini merupakan sistem golongan yang umum diketahui, yaitu yang terdiri dari golongan darah A, B, AB, dan O. Orang bergolongan darah A memiliki antibodi dalam darah melawan tipe B atau anti-B. Begitu pula sebaliknya dengan orang yang bergolongan darah B, yang memiliki antibodi A atau anti-A. Orang yang memiliki golongan darah AB tidak memiliki anti-A dan anti-B. Lalu, golongan darah O memiliki anti-A dan anti-B.
Pemilik golongan darah AB merupakan penerima darah universal, karena bisa menerima darah dari A, B, AB, dan O, tapi hanya bisa menyumbang darah kepada pemilik golongan AB. Sedangkan O disebut sebagai pendonor universal, ia bisa memberikan darahnya kepada pemilik golongan A, B, AB, dan O, tapi juga hanya bisa menerima donor dari golongan darah O.
Dalam transfusi darah, dalam setiap 1 juta unit darah yang ditransfusi, hanya terjadi maksimal 4 kali tipe darah yang salah transfusi. Transfusi darah dengan golongan atau tipe darah yang salah bisa menyebabkan reaksi parah yang bisa mengancam nyawa seseorang.
2. Sistem Rh
Untuk golongan darah tipe, ini ada dua jenisnya yaitu Rh-positif atau Rh-negatif, berdasarkan ada atau tidaknya antibodi Rh dalam darah. Orang dengan darah Rh-positif bisa menerima darah Rh-negatif, tapi orang dengan darah Rh-negatif akan mengalami reaksi transfusi jika mereka menerima darah Rh-positif.
3. Tipe darah minor
Ada lebih dari 100 subtipe darah lainnya. Kebanyakan memiliki sedikit efek atau tidak ada efek sama sekali terhadap transfusi darah, tapi beberapa di antara mereka bisa menjadi penyebab reaksi transfusi ringan. Reaksi transfusi ringan cukup mengkhawatirkan, tapi biasanya jarang mengancam jiwa jika diatasi dengan cepat.
Risiko penyakit berdasarkan golongan darah Anda
Ada banyak hal yang bisa diungkap melalui golongan darah Anda. Selain mengetahui pengaruh golongan darah yang satu terhadap golongan darah lainnya, ada beberapa penelitian yang menemukan bahwa pemilik golongan darah tertentu memiliki kecenderungan atau risiko sebagai berikut:
1. Nyamuk lebih tertarik pada pemilik golongan darah O
Bagi Anda pemiliki golongan darah O, sayang sekali, Anda akan dua kali lipat lebih menarik perhatian nyamuk tertentu dibandingkan orang dengan golongan darah lainnya, menurut sebuah penelitian dari Jepang, tepatnya dari Institute of Pest Control Technology. Kabar baiknya, Anda cenderung kurang berisiko menderita malaria, mungkin karena protein malaria yang mematikan sulit melekat pada sel darah O.
2. Beda golongan darah, beda bakteri di usus
Beberapa tahun yang lalu, para peneliti di Eropa menemukan spesies bakteri di usus terdiri dari tiga kategori yang berbeda. Mereka berhipotesis (meski belum ada bukti) bahwa perbedaan ini berdasarkan pada golongan darah seseorang. Sejak itu, tim lain dari Finlandia juga menemukan hubungan antara golongan darah dan jenis tertentu bakteri usus. Implikasinya cukup besar, jika dokter bisa memprediksi jenis bakteri yang menghuni usus berdasarkan golongan darah Anda, dokter bisa merencanakan pola makan dan pengobatan yang lebih akurat.
3. Golongan darah A berisiko jadi pemabuk
Beberapa studi mengungkap hubungan antara golongan darah A dengan tingkat risiko alkoholisme. Sejumlah penelitian juga menemukan hubungan antara komponen darah tertentu yang disebut antigen terhadap risiko kecanduan alkohol. Studi ini menunjukkan, antigen A bisa mengubah reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap alkohol dengan cara yang mempengaruhi intoksikasi. Namun, faktor genetik juga memengaruhi sekitar 50% risiko alkoholisme, menurut National Institutes of Health.
4. Pemilik golongan darah O lebih rentan stres
Banyak studi yang menghubungkan antara peningkatan kadar hormon stres kortisol dengan beberapa hal, misal junk food dan penuaan dini. Studi dari US Department of Veterans Affairs memperlihatkan bahwa tingkat kortisol golongan darah O lebih tinggi dari golongan darah lainnya, sehingga lebih rentan terhadap stres.
5. Kecenderungan obsesif lebih banyak terjadi pada pemilik golongan darah A
Pemilik golongan darah A mungkin lebih cenderung memiliki gangguan dan perilaku obsesif-kompulsif atau OCD, menurut sebuah studi dalam jurnal Neuropsychobiology. Sebuah studi baru dari pada peneliti Jepang, menemukan korelasi antara golongan darah A dengan sifat persisten, yang kerap melakukan sesuatu dengan rajin dan tekun sampai ia anggap sempurna, walau sudah di puncak kelelahan atau bahkan sampai merasa frustrasi.
Source: HelloSehat.com
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.