™ Profesi yang Kian Terpinggirkan Kisah Para Penabuh Drum Sahur Turki,

Jannet 17.21
Kisah Para Penabuh Drum Sahur Turki, Profesi yang Kian Terpinggirkan
Kisah para penabuh drum sahur Turki, profesi yang kian terpinggirkan. Sekitar jam dua pagi, para penabuh drum berkostum tradisional berkeliling kompleks perumahan untuk 'berpatroli' dan menyanyikan mani, lagu daerah dengan empat bait lirik puji-pujian atas tibanya Ramadan. Tradisi ini berlangsung sejak zaman Ottoman.

Setidaknya masih ada orang-orang yang mengharapkan kedatangan para penabuh drum. mungkin Carli dan Urut harus puas dengan beberapa orang yang masih menyapa dengan hangat saat mereka melewati jalan-jalan. Saat ini,

Bukan tidak mungkin tradisi ini akan segera musnah dalam waktu beberapa tahun saja. tidak ada orang yang bahaya tidur melalui Sahur lagi. dan jam listrik yang lebih efektif untuk membangunkan, telepon genggam, warga sudah memiliki TV, Selain itu, Sembilan dari tiga puluh dua distrik di Istanbul telah melarang penabuhan drum karena dianggap sebagai sumber polusi suara. Kompleks perumahan tradisional di Istanbul sudah mulai tergantikan dengan blok-blok apartemen. Namun Carli maupun Urut menyadari kalau tradisi yang sedang mereka jaga sedang sekarat.

Kisah Para Penabuh Drum Sahur Turki, Profesi yang Kian Terpinggirkan
Para penabuh drum sahur di Turki. ©BBC UK-Para penabuh drum sahur di Turki. ©WTOP.com

"Kadang ada orang yang meminta saya untuk tidak bermain di depan rumah mereka karena ada yang sakit atau ada bayi baru lahir." Untuk menghormati saja," katanya. dan tidak semua orang di sini adalah Muslim. "Tidak semua orang berpuasa, Carli memilih untuk tidak bernyanyi. Setiap melewati bangunan-bangunan ini, Di sini terdapat konsulat Vatikan dan panti jompo yang dikelola oleh Christian Foundation. Elmadag adalah lingkungan tradisional non-Muslim.

Kisah Para Penabuh Drum Sahur Turki, Profesi yang Kian Terpinggirkan
Seydi Urut, salah satupenabuh drum sahur di Turki. ©BBC UK

"Ramadan tanpa drum itu rasanya tidak masuk akal." "Ini adalah salah satu tradisi terpenting," katanya seperti dilansir The Guardian. drum sahur adalah bagian penting dari tradisi kota. Tetapi lebih dari itu, Penduduk memberinya tip yang lumayan. permainan drum di bulan Ramadan merupakan sumber penghasilan penting. Bagi Carli, Istanbul yang sudah menjalankan profesi ini selama lebih dari 20 tahun. penabuh drum di distrik Elmadag, Hal yang sama dikemukakan oleh Carli,

para penabuh drum mendapatkan penghasilan dengan tampil di pernikahan atau pesta. Di luar bulan Ramadan, Tak jarang profesi ini diwariskan secara turun-temurun.

dan seragam khusus. daerah operasi, para penabuh drum akan mendapatkan pelatihan, Setelah mendapatkan lisensi, Calon penabuh drum harus mengajukan lamaran kepada pemerintah kota yang berwenang sebulan sebelum Ramadan. menjadi penabuh drum bukan profesi sembarangan. Menurut Urut,

Kisah Para Penabuh Drum Sahur Turki, Profesi yang Kian Terpinggirkan
Carli, salah satu penabuh drum sahur di Turki. ©The Guardian

Pria paruh baya ini mengatakan kalau dia sudah menjadi penabuh drum Ramadan selama lebih dari 30 tahun. salah satu penabuh drum yang masih aktif beroperasi adalah Seydi Urut. Dilansir BBC, Tradisi menabuh drum untuk membangunkan warga yang hendak sahur dimulai sejak zaman dinasti Ottoman.

Kisah Para Penabuh Drum Sahur Turki, Profesi yang Kian Terpinggirkan
Para penabuh drum sahur di Turki. ©BBC UK

Masing-masing mengenakan kostum tradisional khas Ottoman. lagu daerah dengan empat bait lirik puji-pujian atas tibanya Ramadan. para penabuh drum berkeliling kompleks perumahan untuk 'berpatroli' dan menyanyikan mani, Sekitar jam dua pagi,

karena para penabuh drum telah tergantikan alarm dan smartphone. Sayangnya tradisi ini terancam punah, Warga yang berpuasa dibangunkan untuk santap sahur oleh para penabuh drum berpakaian tradisional. Turki punya satu tradisi yang cukup unik selama bulan Ramadan.


Source: Merdeka.com

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.