™ Ada “Peran” Kita di Balik Alasan Seseorang Bunuh Diri?

Jannet 07.59
Ada “Peran” Kita di Balik Alasan Seseorang Bunuh Diri?
Ilustrasi

Penulis: Palupi Annisa AulianiEditor: Amir Sodikin

saatnya kita merenungkan ulang makna kehidupan dan cara menjalaninya bersama-sama?
sekadar kebiasaan atau memang sengaja punya niat?Atau, punya kilah atau tidak, sadar atau tidak sadar, jangan-jangan kita-lah yang telah membuat seseorang "patah", Sadar atau tidak,

ketika seseorang sedemikian merasa “tersesat” dan “sendirian” lalu memutuskan untuk mengakhiri hidupnya yang terasa hampa tanpa makna? memang ada kita sebagai salah satu alasan, Jangan-jangan,

masih sokur kalau tidak disebarluaskan.
yang ada malah jadi bahan becandaan, berasa Cuma jadi selingan di antara lebih banyak percakapan melalui gadget dan teknologi.Saat orang curhat, Mengobrol dengan tatap muka lalu saling menyelami isi hati dan pikiran, tetapi menjauhkan yang dekat”. Teknologi komunikasi menambah persoalan dengan “mendekatkan yang jauh,

dan artikel telah mengungkap beragam kesalahan respons yang sering diterima orang-orang kalut ini. pakar, sejumlah riset, Lalu,

dengan sebagian besarnya berupa depresi. 90 persen pelaku bunuh diri ditengarai mengalami masalah jiwa, fakta mengungkap, Namun, rekaan. Serial ini memang hanya fiksi, Baiklah.

apa pun caranya.”   Cara kita memperlakukan dan menjaga satu sama lain itu harusnya lebih baik, Clay pun lalu menitipkan harap dalam kata-kata terakhirnya kepada sang guru.
“Semua harus bisa membaik. barangkali juga pertanyaan yang seharusnya jadi cermin buat kita sehari-hari. Pertanyaan-pertanyaan Clay pada guru pembimbingnya pada edisi 13 serial ini,

hidup Hannah pun berakhir pada hari itu. Dan, bahkan orang-orang yang seharusnya punya kuasa untuk bertindak memilih jalan aman. seperti tudingan Clay, penuh isyarat Hannah tentang hidup yang tak punya makna dan cerita tentang semua peristiwa yang menghancurkan dirinya di sana.
Namun, Percakapan panjang, Hannah menghadap pula guru pembimbing untuk konseling di sekolahnya. “Dan sepertinya sudah gagal mendapatkan alasan (hidup) di sini.”
Pada hari yang sama, Dialog dan kesibukan yang tergambar menjadi latar untuk suara lain Hannah, adegan memperlihatkan Hannah mampir ke toko orangtuanya. misalnya, Dia memutuskan berusaha mencari pertolongan kepada orang-orang yang seharusnya memang ada untuk menolong.
Setelah ucapan itu, kalimat Hannah di kaset 13 bisa jadi perenungan tersendiri.“Satu upaya lagi untuk memutuskan tetap hidup,” kata Hannah di awal rekaman kaset ke-13 itu. Terlepas dari judgement yang biasanya enteng saja diberikan pada orang lain,

sendirian pula. “rasa kuat” ini menjadi pembenar untuk berlaku sesukanya pada orang lain yang tak sepopuler atau sealiran dengan mereka, Lalu, Disusul “ketaatan” pada si bos demi tetap ada di kelompok. kebiasaan bergerombol karena merasa kuat atau unggul. Belum lagi,

Lalu enteng saja meremukkan hati sekaligus merusak pertemanan di antara para gadis. Merenggut mahkota gadis-gadis atas nama cinta. demi memenuhi hasrat puber. ada juga sosok playboy di sekolahan yang gampang menebar janji kepada anak-anak gadis orang, Lalu,

Niatnya pun tak lebih dan tak kurang dari bercanda sekaligus menganggap enteng penyebaran foto pribadi. jadi contoh pertama. Perundungan alias bullying menggunakan sebuah foto,

sejumlah peristiwa yang terjadi bukanlah hal asing dalam keseharian kita. Dalam 13 rekaman kaset suara Hannah dan muncul dalam adegan-adegan serial tersebut,

saran semacam ini ketika ada yang bercerita tentang perbuatan buruk orang kepadanya? move on saja…,” terdengar familiar, “Sudahlah, Pernahkah kita menjadi orang yang dipercayai seseorang tetapi lalu “ngasal” atau normatif saja memberikan nasihat?

“Bagaimana kalau sebenarnya kita tahu ada yang tidak beres tetapi tidak bertindak apa-apa sampai semua terlambat?” ungkapan retoris Clay bisa jadi renungan. Sebagai bahan introspeksi, “Kita tidak pernah tahu isi hati dan pikiran Hannah”? kilah seperti kata guru pembimbing dalam film ini yang muncul, Atau, itu kan Hannah saja yang lemah,” barangkali seperti itu suara di kepala kita bersuara. “Ah,

menjadi "sasaran" utama dari sentilan film ini. dan lingkungan sosial keseharian, keluarga, Teman, lalu merasa tak berdaya. dan jiwanya terluka oleh sikap orang-orang di sekitarnya, pikiran, Inilah cerita tentang anak manusia yang hati,

tapi dianggap biasa dan baik-baik saja. Keseluruhan cerita serial ini tak lebih dan tak kurang mengungkap semua peristiwa yang sepertinya juga ada dalam kehidupan kita,

tetapi sebuah pengungkapan besar tentang kehidupan sosial dia jalin lagi. Upayanya memang tak menghidupkan lagi Hannah, yang kemudian berupaya melakukan perbaikan. di antara semua orang yang telah mendengarkan isi rekaman tersebut, Adalah Clay,

terutama setelah Hannah menjadi korban bully gara-gara foto yang disebar lewat ponsel teman-temannya. penghindaran Clay dianggap sebagai bentuk kebencian, bagi Hannah, Namun,

adalah tidak berani mengakui telah jatuh hati pada Hannah. seperti ujar dia di dalam serial itu, “Kesalahan” Clay, Clay juga bukan anak bengal di sekolah. Tunggu dulu.

kaset-kaset ini dikirimkan kepada setiap orang yang ada di balik keputusan Hannah. Yup, yang tentu saja disebut dalam rekaman itu. anak lelaki yang menjadi salah satu alasan Hannah merasa hidupnya tak lagi bermakna, tokoh utama serial ini adalah Clay Jensen, Lalu,

dan seterusnya seperti gambaran anak dalam kondisi “baik-baik” saja. punya kerja sambilan, jadi incaran cowok-cowok di sekolahnya, keluarga mapan kelas menengah, Dia cantik, dan terkucil. jelek, Jangan dibayangkan Hannah itu anak miskin,

Rekaman di kaset nomor satu-lah yang menjadi suara pembuka adegan serial. Semua upaya dan cerita di balik keputusan tragisnya tersebut dia rekam dalam 13 kaset.

Itu setelah dia merasa semua upayanya untuk mempertahankan hidup sudah menemui jalan buntu. Hannah memang bunuh diri. Ya,

Bukannya Hannah disebut sudah meninggal karena bunuh diri? Suara? Tunggu.

hidup dan bersuara,” begitu tepatnya. ini benar-benar saya, Kamu tak perlu memperbaiki peralatanmu, Hannah Baker. saya Hannah. “Hai,

suara Hannah bicara menjadi voice over di adegan pembuka serial ini. Bersama itu,

menjadi objek utama sorotan kamera. Locker miliknya dengan tempelan ungkapan duka atau kenangan teman-temannya, Film ini dimulai dengan fakta bunuh dirinya seorang pelajar SMA bernama Hannah Baker.

Mari belajar dari serial 13 Reasons Why yang pernah tayang di jaringan Netflix.

yang bahkan bisa menjadi penyebab seseorang memutuskan mengakhiri hidup? termasuk dari respons kita, Pernahkah terpikir dalam segala hal yang terlihat dan diakui baik-baik saja itu ada banyak kepalsuan realitas,

Ada “Peran” Kita di Balik Alasan Seseorang Bunuh Diri?

Teman dan keluarga kita saat ini terlihat baik-baik saja semua? KOMPAS.com – Terlalu provokatif judul artikel ini?


Source: Kompas.com

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.