News : Pilgub DKI di Mata Media Amerika

Jannet 12.18
Pilgub DKI di Mata Media Amerika
Pilgub DKI di mata media Amerika. Hiruk pikuk konstalasi Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta ini membetot perhatian internasional, sejak salah satu pesertanya sekaligus calon petahana Basuki Tjahaja Purnama terjerat kasus penistaan agama. Termasuk gelombang penolakannya sebagai orang nomor satu di ibu kota.

Nasib tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta ditentukan hari ini. Sekitar tujuh juta warganya akan menjatuhkan pilihannya kepada salah satu untuk mengisi pemerintahan untuk periode lima tahun berikutnya.

Hiruk pikuk konstalasi Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta ini membetot perhatian internasional, sejak salah satu pesertanya sekaligus calon petahana Basuki Tjahaja Purnama terjerat kasus penistaan agama. Termasuk gelombang penolakannya sebagai orang nomor satu di ibu kota yang dilakukan kalangan konservatif.

Tidak terkecuali sejumlah media di Amerika Serikat (AS), mereka memandang Pilgub DKI sebagai ajang pengalihan kekuasaan dari tangan non-Muslim. Tak hanya itu, perebutan kursi gubernur juga menimbulkan beragam reaksi dari negara mayoritas Islam ini.

Harian USA Today dalam laporannya memberi judul 'Pilgub DKI antara Kristen dengan bangkitnya Islam ekstremis', Selasa (14/2). Pada paragraf pertama menyebut pemilihan itu telah menunjukkan gagalnya garis toleransi di negara mayoritas muslim terbesar di dunia ini.

Dalam tulisan yang dimuat secara online dan cetak, media ini menulis sebagian besar warga sepakat Basuki atau akrab disapa Ahok berhasil meminimalisir korupsi, mengurangi polusi dan meningkatkan infrastruktur di kota yang sudah terlampau padat dengan jumlah penduduk lebih dari 10 juta orang.

Dia juga dipaksa berhadapan dengan lawan-lawannya yang sebagian besar penganut Islam." "Namun dia terjerat kasus penistaan yang atas meningkatnya perlawanan dari Muslim garis keras tergerak akibat beredarnya berita-berita bohong.

Di tengah maraknya berita bohong di dunia, hal itu juga dinilai mempengaruhi proses pemilihan. Banyak di antaranya mengaku telah mengungkap plot China di Indonesia dan memainkan sentimen anti-China. Salah satunya dengan kemunculan informasi di mana 10 juta pekerja asal China datang ke Indonesia.

"Bahkan di masyarakat perdesaan, warga bisa terhubung dengan WhatsApp dan banyak materi yang beredar melalui ponsel pintar dan lainnya tersebar secara online, ujar Peneliti Indonesia dari Universitas Nasional Australia Ross Tapsell.

Sementara, CNN melaporkan Pilgub DKI Jakarta dengan judul 'Mengapa Pilgub DKI bisa mengubah wajah Indonesia'. Hampir sama dengan USA Today, media besar yang sempat berseteru dengan Presiden AS Donald Trump ini juga menyoroti berkembangnya penolakan dari kalangan Muslim terhadap Ahok.

"Ahok mewakili dua minoritas, dia Kristen dan etnis China. Keduanya dibuat menjadi isu utama dalam kampanye," ucap Profesor Greg Fealy dari Australian National University Bell School of Asia-Pacific Affairs Associate.

Menurutnya, ada tangan tak terlihat dari Istana yang mengharapkan Ahok bisa kembali memimpin Indonesia. Dia menyebut Jokowi memerlukan Ahok sebagai sekutu yang sangat bernilai dibandingkan kontestan lain.

"Jokowi sangat ingin sekali Ahok menang dan dia mencoba menyokongnya sejauh yang dia bisa, dia tidak ingin calon yang diusung Prabowo, dia bisa jadi ancaman bagi Jokowi," ungkap Fealy.


Source: Merdeka.com

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
=)D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p
:ng

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.