™ Seperti Apa Sebenarnya? Kawah Raksasa di Turkmenistan Ini Disebut Pintu Neraka,

Jannet 16.29
Kawah Raksasa di Turkmenistan Ini Disebut Pintu Neraka, Seperti Apa Sebenarnya?
George Kourounis, orang pertama yang melakukan ekspedisi ke kawah api raksasa di Turkmenistan. Kawah ini disebut sebagai Door to hell atau Gerbang Neraka. (George Verschoor / National Geographic Channels)

(*) Mengetahui bahwa ada kehidupan yang bisa bertahan di dalamnya akan memperluas jumlah planet yang dapat kita selidiki untuk mencari bukti kehidupan di luar bumi.

ada banyak planet yang kondisinya mirip dengan bagian dalam kawah ini. di luar tata surya kita, Dia melanjutkan,

yang lebih penting adalah fakta bahwa mereka tidak ditemukan di tanah sekitar kawah,” ucapnya. Namun, “Kami berhasil menemukan beberapa bakteri yang hidup di dasar dan merasa nyaman dalam temperatur tersebut.

Dia melihat Darvaza sebagai “koloseum api” yang terbuat dari ribuan api-api kecil dan berbunyi seperti mesin jet.

Kouronis mendeskripsikan pengalamannya seperti mendarat di planet lain. Berbicara kepada National Geographic,

dan sabuk memanjat yang terbuat dari Kevlar agar tidak meleleh; Kouronis turun ke dasar Darvaza. pakaian yang memantulkan panas, dilengkapi dengan alat pernapasan khusus, Lalu,

termasuk berlatih dengan pakar laga agar tidak panik ketika terbakar. Kouronis menjalani persiapan selama 18 bulan, Untuk melakukannya,

Misi Kouronis adalah mengambil sampel dari lantai kawah agar para peneliti dapat mengetahui ada tidaknya kehidupan di dalam Darvaza.

Misteri Darvaza baru mulai terkuak ketika penjelajah George Kouronis yang bekerja sama dengan National Geographic dan perusahaan travelKensington Tours menjadi manusia pertama yang mencapai dasar kawah tersebut pada 2013.

tetapi hingga kini belum ada tindakan nyata yang dilakukan. Dia pun memerintahkan agar api tersebut dimatikan,

mengungkapkan kekhawatirannya mengenai api Darvaza yang diduga menghabiskan persediaan gas di area tersebut. Kurbanguly Berdymukhamedov, mantan presiden Turkmenistan, Pada 2010,

tetapi juga ribuan laba-laba di area tersebut yang dengan sukarela melompat ke dalamnya hingga terbakar. Apinya yang menghipnotis tidak hanya menarik perhatian ratusan turis dari berbagai belahan dunia,

kawah gas Darvaza masih menyala. hampir setengah abad sejak kejadian tersebut, dan kini, tahun, perkiraan tersebut berubah menjadi bulan, Namun,

para peneliti pun memutuskan untuk menyalakan api di kawah Darvaza dengan harapan agar seluruh gas di area tersebut terbakar dan hilang dalam waktu beberapa minggu. Untuk itu,

metana juga sangat mudah terbakar dan berpotensi menciptakan ledakan hebat. Selain itu,

metana mengusik keberadaan oksigen dan membuat semua mahluk di daerah tersebut sulit bernapas dan mati. Walaupun tidak beracun,

tetapi masalah baru dimulai: kawah berdiameter 69 meter tersebut terus-terusan mengeluarkan gas metana. tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, Untungnya,

Salah satunya berdiameter 69 meter dengan kedalaman 30 meter. Keruntuhan tersebut juga memicu reaksi dari batu-batu sendimen di sekitarnya dan menciptakan beberapa kawah sekaligus.

lokasi tersebut berada tepat di atas kantung gas sehingga tanah pun runtuh dan mengubur seluruh peralatan yang ada. Ternyata,

mereka pun memulai pengeboran. Setelah menemukan lokasi yang potensial, sekelompok pakar geologi datang ke Karakum untuk mencari tambang gas. Konon,

ketika Turkmenistan masih bagian dari Uni Soviet. kisah yang paling sering dituturkan berlatar pada 1971, Akan tetapi, Tidak banyak yang diketahui oleh dunia sains mengenai asal-usul Darvaza.

kawah gas Darvaza telah terbakar selama 40 tahun lebih non-stop. pusat Turkmenistan, Terletak di padang pasir Karakum,

nama “Pintu Neraka” untuk sebuah lubang di Turkmenistan tampaknya tidak berlebihan. Namun, TRIBUNNEWS.COM - Tidak banyak tempat di dunia yang namanya menciptakan kesan mengerikan.


Source: Tribunnews.com

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.