™ Utopia Negara Antariksa Asgardia

Jannet 10.59
Utopia Negara Antariksa Asgardia
ILUSTRASI lambang negara dan pesawat induk negara antariksa Asgardia. Foto/asgardia.space

Sejak saat itu pula Celestia tak terdengar lagi kabarnya—apalagi benar-benar terwujud sebagaimana keinginan pencetusnya. Perjuangannya berlangsung selama beberapa dekade hingga ia meninggal pada tahun 1970. mengabaikan klaim Mangan dengan cukup sopan meski Mangan terus menerus meminta pengakuan resmi. termasuk PBB, Saat itu masyarakat dunia,

Di masa awal perang dingin ia juga mengirim keberatannya pada AS dan Rusia yang dianggap telah memasuki “wilayah kedaulatannya” secara sewenang-wenang lewat perlombaan berbagai senjata baru. dan beberapa negara lain yang mendapat larangan percobaan nuklir di atmosfernya. Uni Soviet, Ia mempertahankan klaimnya dengan segera dan memberi tahu pemerintah AS, Mangan memiliki visi yang serupa dengan Asgardia yakni mewujudkan perdamaian di luar angkasa.

berisi klaim yang menyatakan bahwa semua ruang di luar bumi sebagai “Nation of Celestial Space” atau “Celestia” di mana Mangan berstatus sebagai pendiri dan perwakilan resmi. AS, Illionis, Pada 1949 James Mangan mengajukan dokumen ke Cook County, Setidaknya ada satu kisah lain tentang klaim negeri di luar angkasa yang berakhir tak jelas akibat teknologi yang belum mendukung.

Apa yang sebenarnya mereka advokasi adalah peninjaun lengkap dari kerangka hukum antariksa yang ada saat ini,” jelasnya. Tetapi ada hambatan berat menyangkut hukum internasional untuk mereka atasi. “Perkembangan dari wacana Asgardia memang menggairahkan dalam banyak hal sebab menarik dilihat ke depan seperti apa.

Di dalam Perjanjian Luar Angkasa disebutkan bahwa negara yang mengirim misi ke luar angkasa bertanggung jawab atas segala kerusakan yang terjadi. Ia belum terlalu memahami bagaimana Asgardia akan cocok di dalam regulasi internasional di tengah keraguan atas status legal Asgardia di hadapan PBB hingga isu terkait apakah nanti stasiun koloni mereka benar-benar layak ditinggali.

berkata pada The Guardian bahwa proyek Asgardia merefleksikan fakta bahwa lanskap geopolitik di ruang angkasa belum berubah sejak Perjanjian Luar Angkasa yang digagas pada era 1960-an. Inggris, ahli hukum antariksa di Universitas Sunderland, Christopher Newman,

Masuk akal untuk menduga bahwa status dari sebuah objek yang tak berpenghuni (stasiun koloni Asgardia) yang tak ada di bumi juga akan menimbulkan perselisihan. Ada banyak entitas di bumi yang statusnya menjadi negata merdeka setelah mengalami perselisihan dalam jangka waktu yang lama dengan negara lain. tidaklah cukup. katanya kepada Cnet, Sekedar deklarasi,

“Oleh karena itu presmis bahwa Asgardia sebagai negara masih diperdebatkan,” imbuhnya.

dan kapasitas untuk melakukan hubungan dengan negara-negara lain—dengan kata lain mesti ada pengakuan dari negara-negara lain itu. pemerintahan yang sah, wilayah yang ditentukan, ahli hukum antariksa dan profesor di Sekolah Hukum Institut Teknologi Beijing berkata pada CNN bahwa sebuah negara mesti memenuhi karakteristik seperti populasi permanen, Joane Gabrynowich,

tapi itu tetap bukan sebuah negara,” katanya. Anda bisa mengakui wilayah yang Anda jamah sebanyak mungkin sebagai kepuanyaan Anda, “Selama tidak ada yang pergi ke luar angkasa,

pertama-tama mesti memiliki teritori dan porsi penduduk yang jelas di wilayah tersebut. katanya kepada Popular Science, Negara dalam pandangan klasik, menganggap mimpi Asgardia utopis dari segi legalitas sebuah negara. Frans von der Dunk yang mempelajari hukum antariksa di Unversitas Nebraska AS,

Orang-orang yang mendaftar sekarang kemungkinan besar sudah meninggal saat proyeknya telah rampung. atau bahkan lebih lama lagi. Kedua proyek ini tak akan selesai dalam beberapa dekade ke depan, ada juga kendala waktu pengerjaan. namun selain kendala dana, Keduanya memang mungkin untuk terwujud, Asgardia dinilai seambisius proyek Mars One yang ingin menempatkan koloni permanen di Mars.

Penerbangan ke stasiun tersebut menyedot biaya hingga lebih dari $40 juta dalam sekali peluncuran. pembangunan Stasiun Antariksa Internasional (ISS) saja berbiaya $100 miliar. Dalam catatan Bussines Insider, belum pesawat luar angkasa raksasa sebagai koloni permanen di orbit bumi. Itu baru satelit,

namun proyek serupa diperkirakan perlu dana sebesar $700.000. tak merilis berapa dana yang dikeluarkan untuk peluncuran satelitnya, perusahaan Igor, Meski NanoRacks, Hingga kini segala pengeluarannya masih berasal dari kantong Igor. Proyek yang maha besar ini tentu saja membutuhkan dana yang maha banyak juga.

hingga Legalitas Waktu Pengerjaan, Terkendala Modal,

Konstitusi negara telah tersedia di website resmi dan para pendaftar tingga memilih untuk menyetujuinya ataupun tidak. dan mereka dapat bekerja dan hidup secara normal. layaknya negara di bumi, Asgardia nantinya akan didesain seperti stasiun ruang angka permanen di mana para warganya memiliki peraturan sendiri,

Satelit kedua dijadwalkan untuk meluncur pada tahun depan. dan data diri dari 1,5 juta warga Negara Antariksa Asgardia. bendera, Satelit yang akan diluncurkan oleh perusahaan NanoRacks itu akan turut membawa informasi terkait konstitusi,

dikutip dari Cnet. ke luar angkasa pada September 2017 mendatang, Asgardia-1, yakni dengan peluncuran satelit pertamanya, Langkah pertama untuk mewujudkan Asgardia diumumkan Igo di Hong Kong pada Selasa (13/6/2017),

dan kini menjabat sebagai Kepala Negara Antariksa Asgardia. Dia yang pada Oktober tahun lalu mengumumkan Asgardia ke dunia, Peneliti keturunan Azerbaijan-Rusia yang lahir pada 9 September 1963 itu dikenal sebagai Penemu Pusat Penelitian Kedirgantaraan Internasional dan Ketua Komite Ruang Angkasa UNESCO. Igor Ashurbyli. Sosok di balik Asgradia adalah Dr.

baru Indonesia di urutan ke-8. Meksiko (9096), Italia (10.018), Inggris (10.869), Brazil (11.332), Amerika Serikat (34.100), lalu diikuti oleh Cina (39.347), Pendaftar terbanyak berasal dari Turki (41.513), 17 persen perempuan). termasuk dari Indonesia yang mencapai 8.446 orang (83 persen laki-laki, Mereka berasa dari hampir semua negara, jumlah pendaftarnya bertambah menjadi 278.441. Per 27 Juli 2017,

pendaftarnya pada Juni 2017 tercacat berjumlah kurang lebih 210.000. Usai verifikasi pendaftaran dibikin lebih serius (diduga para pendaftar di awal pengumuman hanya sedang bercanda), Tiga minggu kemudian jumlahnya sudah menembus angka 500.000. jumlah pendaftarnya mencapai lebih dari 100.000 orang. Kurang dari dua hari sejak Asgardia diumumkan ke publik, Proyek super besar ini bukan lelucon.

“Asgardia” sendiri diambil dari nama salah satu dari sembilan dunia mitologi Norwegia dan menjadi rumah bagi para dewa yang berasal dari suku Æsir. terutama orang di negara berkembang yang tak punya akses ke luar angkasa. Asgardia adalah basis pengetahuan luar angkasa yang bebas dan tak memiliki campur tangan militer (demiliterisasi) sehingga bisa diakses secara gratis oleh siapapun, Ketiga,

hingga kemungkinan infeksi yang dibawa mikroorganisme dari meteor atau makhluk lain. radiasi kosmik dari reaksi nuklir di supernova, sampah buatan manusia yang menumpuk di orbit bumi, melindungi planet bumi dari marabahaya mulai dari asteroid dan komet, Kedua, Asgardia akan menjamin penggunaan antariksa secara damai. pertama, Lebih rinci lagi, Setidaknya demikian visi pokok yang tertulis di website resmi mereka.

Anda dijanjikan kehidupan yang damai dan lebih mengedepankan keutuhan komunitas alih-alih perbedaan yang berujung perpecahan. Satu Persatuan”, Dengan motto “Satu Kemanusiaan, Nama resminya Negara Antariksa Asgardia. Asgardia adalah negara yang pada 12 Oktober 2016 silam diajukan legalitasnya kepada Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menjadi negara yang utuh dan berdaulat di luar angkasa.

Bergabunglah bersama Asgardia. Anda lelah tinggal di bumi yang kerap dihadapkan pada berbagai macam konflik dan setumpuk persoalan ekologi?


Source: tirto.id

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.