Polri Harus Segera Putus Aliran Dana Teroris dari Bahrun Naim

Jannet 22.11
(kiri-kanan) Bahrun Naim, Bahrumsyah, Abu Jandal.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sosok Bahrun Naim menjadi tokoh dan idola di kalangan teroris Indonesia.

Apalagi dominansi strategi aksi teroris di tanah air terkait pada dirinya.

Kenapa demikian?

Hal ini karena menurut Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane, Naim punya jaringan dan bisa mengakses langsung ke ISIS di Suriah.

Bahkan aliran dana bisa didapat kelompok-kelompok atau sel-sel teroris di Indonesia dari Naim.
"Saat ini praktis Bahrum Naim menjadi tokoh dan idola di kalangan teroris Indonesia. Hal ini karena Naim punya jaringan dan bisa mengakses langsung ke ISIS. Sehingga aliran dana bisa didapat kelompok-kelompok teroris dari Naim," ujar Neta kepada Tribunnews.com, Kamis (22/12/2016).

Untuk itulah Neta mendorong agar mata rantai aliran dana kelompok teroris di bawah Naim harus diputus Kepolisian.

"Mata rantai inilah yang perlu diputus. Sebab tanpa ada aliran dana kelompok-kelompok teroris di tanah air tidak bisa berbuat banyak," kata Neta.

Namun lebih lanjut Neta mengapresiasi kesigapan dan kecepatan polri melakukan antisipasi dan deteksi dini atas gerakan dan rencana teroris pada Malam Natal dan Tahun baru patut diacungi jempol.

"Mudah-mudahan sikap ini terus bisa dipertahankan hingga awal tahun sehingga para teroris tidak punya peluang untuk beraksi dan menebar teror di malam natal dan tahun baru," katanya.

Sebelumnya, Rabu (21/12/2016) Densus 88 melakukan penangkapan pada enam terduga teroris.

Penangkapan dilakukan di tiga lokasi terpisah yakni Serpong-Tangerang Selatan‎, Payakumbu-Sumbar, dan Deli Serdang-Sumatera Utara.

Kabag Penum Mabes Polri, Kombes Martinus Sitompul mengatakan penangkapan pertama terjadi di Serpong dan Babakan Setu, Tangel.

Dalam penangkapan itu, diamankan empat orang. Satu ditangkap hidup atas nama Adam dan tiga lainnya tewas ditembak yakni Omen, Irwan, dan Helmi.

Berlanjut, Densus 88 juga bergerak ke wilayah Payakumbu, Sumatera Barat menangkap terduga teroris atas nama Jhon Tanamal alias Hamzah (H) diduga terkait teroris jaringan Solo.

Lebih lanjut, Densus 88 juga menangkap satu terduga teroris atas nama Safei Lubis alias S di Deli Serdang, Sumatera Utara.

Kelompok ini dipimpin oleh Gigih Rahmat Dewa yang sudah tertangkap sebelumnya. Selain berniat menyerang Marina Bay, kelompok ini juga merencanakan amaliah di beberapa tempat dengan sasaran tempat keramaian dan objek vital termasuk kantor polisi.

Diketahui juga kelompok Katibah Gonggong Rebus selama ini gencar menyebarkan paham radikal di Asia Tenggara. Bahkan Gigih Rahmat Dewa juga berperan memfasilitator WNI yang ingin pergi ke Suriah.

Berdasarkan penyelidikan Densus 88, Gigih Rahmat Dewa intens berkomunikasi dengan Bahrun Naim dan mendapat sokongan dana dari Bahrun Naim untuk melakukan sejumlah aksi teror di Indonesia.

Source: Tribunnews.com

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.